Jejak Sang Pembelajar




Tulisan ini bertujuan sebagai refleksi diri yang telah menginjak kepala dua. Terutama, teruntuk kalian yang sedang mendewasakan diri sebagai seorang pembelajar kehidupan..
 
Menjadi dewasa itu bukan perkara hitungan usia, akan tetapi meningkatkan kualitas untuk terus meningkatkan diri menjadi lebih baik. Bahkan, kepala 2,3, atau berapapun itu tidak akan pernah mampu menjadi tolak ukur yang sesuai dengan kedewasaan seseorang karena pada akhirnya orang akan lain akan menilai bagaimana ia bertingkah da bertutur kata. Oleh karena itu, menjadi pembelajar adalah jawabannya. Seorang pembelajar tidak akan pernah dibatasi usia untuk menimba ilmu, bahkan batasan negara dan waktu pun bukan penghalang. Jika tekad sudah bulat dan tangan serta kaki mulai bergerak, selamat menempuh perjalananmu untuk memberi manfaat juga "jejak hidup"-mu pada orang banyak.

Masa sekolah dahulu, saya terkungkung dalam satu ruang dan melihat hanya pada satu dimensi. Lingkungan sekitar pun tidak terlalu heterogen, ya mungkin karena selalu dilingkupi dengan ruang yang serupa. Teori dan rumus-rumus sudah menjadi hal biasa.Rutinitas sekolah tidak begitu memuakkan, masih sempat untuk haha hihi kesana kemari.

Memasukin jenjang perkuliahan, ruang dan dimensi yang ditemui semakin luas. Kemudian tersadar bahwa masih banyak manusia-manusia yang belum pernah saya temui dan baru ditemui di masa perkuliahan.Ternyata, masih banyak yang harus dieksplor ya. Ternyata, orang-orang itu ada yang kayak gini, ya. Jujur, bertemu dengan orang-orang yang bermacam-macam perilakunya itu membuat saya kebingungan. Ya, saya seperti kehilangan jati diri, saya gatau ranah apa yang saya sukai dan merasa nyaman, saya gatau arah hidup saya mau kemana. Bahkan, saya gatau mau jadi apa.

Setelah bertemu dengan berbagai macam orang, akhirnya, saya memutuskan untuk fokus pada satu ranah dan mulai "meng-upgrade" diri juga mulai lebih visioner dengan membuat target-target jangka panjang. Awalnya, saya masih bersemangat buat mencapai target-target itu. Tetapi, jenuh mulai menghampiri bahkan menggerogoti. Saya mulai kembali lelah dan bosan dengan rutinitas. Kemudian, terinspirasi salah seorang teman, saya coba untuk membuat target-target yang jangkanya lebih pendek. Hasilnyaaa saya senang dan semakin terpacu karena target-target tersebut lebih jelas bentukannya dan sebagai tamparan kalau saya lagi jenuh terus layar laptop terus mikir, "Has, ada masih banyak target tuh yang masih nunggu.". Ya, dan akhirnya mulai berusaha lagi buat lebih kuat ngelawan malas dan jenuhnya.

Menjadi seorang pembelajar juga bukan tentang "Apa yang ingin kamu capai?" "Targetnya mau apa aja nih?". Lagi-lagi semua yang dilakukan harus kembali ke niatnya. Waktu saya lagi cape, jenuh, muak sama segala rutinitas, saya coba pikir lagi apa sih niatnya sampai bisa di titik ini? Apa alasannya sampai saya mau menempuh jalan ini? Dan lagi-lagi dasarnya kekuatan niat, saya jadi lebih berusaha lagi walaupun rasa malas dan jenuh masih tetap saja tak bisa hilang . Memang yang namanya didasari dari niat dan kemauan sendiri, tamparan pengingatnya lebih kencang dibandingkan ga pake niat dan karena "ngikutin orang-orang". Kemudian, paham bahwa Pohon yang kuat itu yang akarnya kuat, bangunan yang kokoh itu yang pondasinya kuat, dan pembelajar yang kuat itu yang niatnya jelas dan kuat. 

Kemudian dan lagi-lagi, akibat kejenuhan yang jangka waktunya cepat sekaliii karena saya orangnya emang bosenan, akhirnya coba untuk eksplor ranah lain. Melancong dan belajar di negara orang. Pertama kalinya, ke negeri orang sendiri dan cuma sama temen. Ini beneran seru banget dan ngasih banyak pelajaran, pengalaman, dan temen-temen baru. Kembali bertemu orang-orang hebat yang jadi bikin mikir, "Has, selama ini udah ngapain aja?". Kemudian tersadar kalau selama ini hanya fokus sama diri sendiri, bahkan lupa untuk memberi ke orang lain. Pembelajar macam apa saya. Tetapi, intinya saya sangat senang merantau ke negara orang sendirian dengan teman-teman karena tantangannya berasa banget + lebih mengenal kultur orang2 disana. Kapan lagi nyasar di negara orang jam 12 malem??? Kepanikan hqq tapi memacu adrenalin dan lagi-lagi saya harus belajar kontrol emosi hmm.

...

Begitulah jejak saya sebagai pembelajar hingga detik ini. Mungkin, apa yang saya berikan pada orang lain belum seberapa banyak dengan apa yang saya dapatkan untuk diri saya. Tetapi, masih berusaha untuk lebih bermanfaat dan tidak egois dengan sekitar + menjadi pembelajar yang bisa kontrol diri dan emosi.

...

Saya pun mulai memahami bahwa hakikatnya seorang pembelajar bukan terpusat dengan dirinya dan apa yang telah ia dapatkan dan capai. Tetapi, tentang apa yang telah dia berikan dan impelementasikan. Juga bagaimana tentang meluruskan niat untuk mencapai target-target yang telah ditentukan.

...
Oleh karena itu, sekian postingan ini dan selamat untuk terus menjadi Sang Pembelajar yang baik dan mau intropeksi diri! :)

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top