2019, Terimakasih Atas Segala Jerih Payahnya.

"Setiap rasa takut, keraguan hingga keputusasaan ternyata memiliki buah manis di penghujungnya"

2019, bukanlah tahun yang saya nantikan. Berbagai macam jawaban dari segala pertanyaan, seperti akan terungkap di tahun ini. Beragam kekalutan seperti akan menemui hasilnya di tahun ini. Beragam kebingungan seperti akan menemukan kepastiannya di tahun ini dan memang begitu nyatanya.

Awal Tahun

Diawali dengan segala kerumitan mengolah data skripsi, masa-masa puncaknya titik jenuh menyelesaikan "tanggung jawab terakhir" di masa perkuliahan, bahkan sudah cukup "mual" melihat layar laptop beserta kata-katanya.

Ada saja beragam hambatan dan keraguan apakah bisa selesai tepat waktu. Ada saja revisi yang cukup menguras pikiran. Dago - Cicaheum sudah jadi rute keseharian. Waktu yang semakin menyempit dengan teman-teman kuliah, sibuk masing - masing dengan per-tugas akhir-annya. Jurnal dan conference yang memburu. Belum lagi tugas kelompok yang menghadang. Ya, karena di jurusan saya menuntut lulus 3 tahun, maka tingkat akhir pun masih mengambil mata kuliah lainnya. Plus, masih nekat mengikuti beberapa lomba walaupun benar-benar tidak ada yang "goal" setidaknya ke babak final pun tidak ada di tahun ini. Hehe. Stress ga tuh. Kayak pengen nyerah, tapi....... tetap kembali pada pertanyaan "apa salahnya mencoba?"

Pertengahan Tahun

Tugas akhir mulai rampung dan tinggal memoles beberapa bagiannya beserta hal - hal administratif (yang ternyata lebih memusingkan). Kala itu, belum ada kepastian dari conference manapun, apakah saya diterima atau tidak. Di tengah kebimbangan karena harus menghemat biaya dan mengejar conference sesuai budget di kota terdekat dari rumah. Ah, ketar-ketir saya. "Bisa ga ya lulus cumlaude?" "Masa' ga bisa cumlaude gara2 ga ikut conference atau ga ada jurnal yang dipublish secara internasional?" Stress lagi. hehe. Tapi, lagi-lagi karena sudah lelah, ya saya terobos dulu aja semuanya, sing penting bisa sidang dulu, pikir saya kala itu.

Walaupun skripsi belum sebenar-benarnya rampung, selama bulan ramadhan saya coba apply banyak tempat untuk magang. Saya coba untuk membuat daftar perusahaan beserta posisi yang telah saya lamar. Mungkin ada sepuluh perusahaan dan kebanyakan tertolak atau tidak ada panggilan apapun. Hehe. Padahal baru daftar magang, belum full - time. Langsung insecure, gimana nanti setelah lulus.... Pada saat ini sebenar-benarnya di titik terbawah. Skripsi belum selesai, belum dapet conference atau coba publish jurnal (karena skripsinya juga belum selesai, gimana mau dibuat papernya coba), ditolak banyak perusahaan (yang notabene adalah perusahaan2 yang emang saya target/inginkan). Benar-benar gatau harus ngapain. Rebahan pun malu karena selalu dapat penolakan magang/full time (iya waktu itu saya coba beberapa kali daftar posisi full time, karena targetnya sebelum wisuda harus sudah punya kerja). Usaha pun... ya sudah. Bolak - balik jakarta - bogor atau bandung - bogor untuk tes dan interview, bahkan sampai menelantarkan skripsi sekejap.

Hingga akhirnya, saya merasa sudahlah segini saja dulu usaha appky magang dan full timenya. "Satu-satu selesain, has." 

....dan berkah lebaran pun terbit, ada sekitar 3 perusahaan yang pada akhirnya memberi kepastian, walaupun posisi magang, tapi saya benar-benar bersyukur. Mungkin, memang Allah ingin mendorong saya untuk mencoba lebih jauh, to the fullest, beyond my standard. Akhirnya memutuskan untuk memilih tempat magang yang memang sejalan dengan profesi yang saya inginkan sejak awal menjejaki kampus gajah. Consulting, Bismillah.

Jujur, senekat-nekatnya keputusan adalah memulai magang h-7 sidang akhir, yang mana saya belum buat presentasinya dan baru benar-benar mengulas kembali dan mempersiapkannya h-2 sidang akhir. Hehe. Ketar-ketir? Pasti, karena dosen pengujinya dari kelompok mata kuliah yang jujur kurang mampu saya kuasai. Benar saja, saya kena di dasar ilmu statistik saat sidang akhir. 

Jujur, saat itu, saya ragu apakah akan diluluskan atau tidak, mengingat sesi tanya jawab yang kurang meyakinkan....... Ah, lagi-lagi kembali harus tawakal. Alhamdulillah, lulus.Namun, revisinya Masya Allah pengen tersenyum aja apalagi bagian pengolahan datanya :)))

Kala itu, saya hanya punya waktu 3 hari untuk menyelesaikan revisi mengingat hanya izin 3 hari dari kegiatan magang dan karena masih baru jadi merasa ga enak, kalau baru masuk, udh banyak izin. Tapi, nyatanya, harus kembali lagi ke bandung untuk mengajukan persetujuan revisi :)) bandung - jkt - bogor benar-benar berasa tinggal loncat..........

Akhirnya, selesai tugas akhir ini. Masih ada ketar - ketir conference..... yang akhirnya baru ada kepastian mepet saat deadline konfirmasi keikutsertaan conference. Ah, Tuhan, masa - masa akhir perkuliahan ini benar-benar diuji kesabaran dan tawakalnya. Berencana sudah, doa sudah, usaha sudah, akhirnya memang harus tawakal.

Akhir Tahun

Menjelang penghujung tahun, begitu banyak nikmat Allah yang diberikan. Bahkan, saya tidak pernah menyangka akan mendapatkannya. Expect the unexpected memang kunci kebahagiaan, ya. Berpartisipasi di conference pertama kali dan kenalan dengan orang - orang keren di ranah akademik. Seru banget. Mungkin karena tahun ini terlalu fokus sama pencapaian diri sendiri dan ga banyak berkoneksi dengan orang-orang baru, jadi seneng banget ketika ketemu orang baru beserta pemikiran - pemikiran baru.

Terpilih untuk berpartisipasi di conference BI dan jadi best paper dari Indonesia... ga nyangka bgt karena beberapa minggu sebelumnya, baru aja dapat penolakan PCPM BI, hehe. Ternyata Allah ngasih rezeki porsi dari BI nya di conference.. lagi-lagi berterimakasih karena dukungan dosbing juga untuk ikut daftar conference BI :"

..dan dapat penghargaan the most outstanding student dari jurusan... ga nyangka sih.......... ga ngarep juga....... maju ke depan aja bingung................. he. Lagi - lagi terimakasih Tuhan...

...dan dari segala penolakan rekrutmen, pusing bagi waktu antara magang yang makin numpuk tanggung jawabnya sama waktu tes rekrutmen, sampai debat sama tim HR salah satu rekrutmen karena selalu minta reschedule tes, hingga banyak kesempatan tes yang dilewatkan karena bentrok dengan jadwal magang yang penuh ketidakpastian... Akhirnya, mendapat jawaban dari tempat magang untuk full-time.... Lagi-lagi dengan segala ketidakpercayaanya karena sempat digantung dengan keputusannya, jadi saya mencoba tawakal kembali. Percaya kalo keputusan Allah memang yang terbaik dan tetap terus berdoa dan mengusahakan segala-galanya.


...

Dari segala keraguan dan tidak percaya diri, bahkan berujung keputusasaan, saya mencoba untuk tetap mengingat alasan kenapa mau berjuang sekeras ini, alasan bisa sampai di titik ini, alasan bisa menjadi Hasna yang seperti ini, dan untuk tetap tawakal karena lagi-lagi manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan. 

Terimakasih, Tuhan atas segala pahit dan manisnya 2019. Atas segala jerih payah untuk setiap mimpi yang dicita-citakan. Atas segala skenario Tuhan yang tak terduga dan selalu terpendam makna mendalam di baliknya.. Saya benar-benar bersyukur.

Baik-buruknya setiap tahun, bukan karena waktunya, namun karena diri kita dan upaya yang diusahakannya. Juga karena segala kesempatan dan keputusan yang dipilih. Juga doa dan tawakal yang mengiringi.

Bismillah, 2020 dengan segala impian lainnya, ya. :)



CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top