Menuju Dunia Orang Dewasa

Menjadi dewasa itu seperti apa, ya?
Sepertinya menyenangkan, ya. 
Menentukan sendiri pilihan hidupnya

...

Nyatanya, aku malah terbingung. Hampir 23 tahun dan aku masih meragukan rencana hidup yang telah kurancang. Pondasinya kurang kokoh. Ada pintu lain yang ingin diketuk. Ada jendela lain yang ingin disingkap. Ada beragam dilema menghampiri. Ah, menjadi dewasa ternyata rumit. Menentukan sendiri pilihan hidup bukan perkara mudah. Segala resiko, tanggung jawab, pahit dan manisnya, diri sendiri yang menyesapi.

Memasuki dunia orang dewasa, bukan lagi perkara melewati beragam garis finish seperti semasa sekolah atau kuliah, kelulusan, misalnya. Akan terlalu banyak checkpoint yang akan dilalui. Tergantung langkah yang diambil. Akan terlalu banyak pertimbangan dalam setiap langkahnya. Semoga kita mampu menikmati setiap langkah yang diambil selagi merangkai masa depan dan merefleksikan masa lalu. Biar seimbang, bukan?

Yang aku pelajari adalah......... bagaimana agar tetap hidup, merasakan, dan memberi asa. Bagaimana agar tetap memanusiakan diri yang memiliki idealitas pun mampu mencukupi takaran realita, karena rasanya mempertahankan rasa "tetap hidup" itu seakan sulit. Realita terlalu menyibukkan, idealitas terlupakan, yang terbesit adalah, "Apa aku ini manusia? Atau hanya seonggok mesin yang haus akan pujian?" Ya, Aku masih belajar menjadi orang dewasa.

Iya, aku harus tetap hidup bagaimanapun caranya. Maka karena itu, roadmap hidup sedang difokuskan untuk tetap hidup, bukan hanya raganya, tapi jiwanya. Perlu kembali melunakkan hati dan berempati pada sekitar. Aku tidak mau dibutakan akan manisnya segala pencapaian dan luput dengan keadaan sekitar.

Oleh karena itu, yuk bersama melangkah menjadi dewasa yang tetap memanusiakan hatinya. Aku tahu kesuksesan adalah satu dari segala hal yang ingin dicapai di masa ini. Membayar segala jerih payah, katanya. Tapi, berbagi asa juga perlu. Agar tetap merasa dan benar-benar menjadi manusia seutuhnya.

Semoga kita tidak luput untuk tetap hidup. Jangan lupa istirahat. Kamu ini manusia walaupun sudah dewasa. Bukan mesin.

Tertanda,

Yang sedang merangkai mimpinya untuk menjadi manusia, baik raga, pun jiwanya.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top