Memahami Diri Sendiri

"Semakin dituntut, semakin memberontak.
Tapi, bagaimana bila diri sendiri yang menuntut.
Memberontak kemanakah?"

...

Seiring bertambahnya usia, banyak hal yang telah dihadapi. Fase demi fase silih berganti. Ruang demi ruang silih menanti. Hingga berbagai tanggung jawab dan tuntutan menanti, yang acapkali membuat lelah tak bertepi. Menyempitkan ruang gerak pun menguatkan jati diri.

Namun, ada satu kala, ketika diri ini rasanya ingin memberontak - tak tahan dengan segala tuntutan yang ada. Hingga akhirnya memilih pergi atau rehat sejanak. Lalu, bagaimana jika diri sendiri yang menuntut? Apa yang harus dilakukan?

Perasaan manusia adalah labirin yang tak berujung, akan selalu ada ruang dan ruang lainnya. Kita, makhluk sosial, seringkali terhubung antar labirin lainnya. Kadang tersesat, atau malah bergandengan. Sayangnya, labirin diri sendiri lebih kompleks karena seringkali luput dari pandangan. Ya, karena saat kita merenungi diri sendiri, pandangan seakan sempit - tidak ada mode helicopter view.

Maka karena itu, butuh waktu untuk menemukan dan memahami diri sendiri. Tidak terbatas usia, karena lagi-lagi perasaan dan inginnya manusia tidak mampu diterka.

....

Saya sedang berusaha memahami diri sendiri sambil terus menjalani hidup. Apa yang sebenarnya saya inginkan? Apakah ini hidup yang benar-benar ingin saya jalani? Apakah saya berada di jalan yang benar? Hingga berujung pada pertanyaan... apakah saya bahagia - dengan semua lika - liku hidup hingga keputusan yang diambil?

Jujur, saya tidak tahu karena saya belum mampu memahami diri seutuhnya. 

Saya masih berusaha mencari jawaban semua pertanyaan itu dan berharap akan ada jawaban yang dapat tersingkap

........
Untuk kalian yang sudah memahami diri sendiri, maka selamat mengarungi lautan kehidupan yang diimpikan. Untuk kalian yang masih mencari, maka selamat menemukan dan menikmati perjalanannya.

Setiap manusia memiliki jalan yang berbeda, kita bukan sedang lari marathon untuk mengejar garis finish. Kita yang mengetahui sudah dimanakah dan akan kemanakah selanjutnya. Jadi, semoga kita mampu menikmati prosesnya untuk semakin memahami diri sendiri - labirin yang sulit diterka.

-dari yang terbingung akan maunya

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top