Sepucuk Permulaan Kisah Aku dan Kamu.

Bintang manakah yang kini sedang kau pandangi? Adakah doa yang kau titipkan padanya? Atau sedang merenungi langit yang kusam tak ada kerlip sekalipun? Atau sedang bersenang-senang meski di bagian bumi sini ada yang sedang merindu kehadiranmu?

....

Lembar demi lembar telah tertulis tinta hitam. Tak akan kuhapus sekalipun pahit tuk dikenang. Kertasnya mulai menguning. Ternyata sudah lama semuanya terjadi. Kini, kuambil pena tuk tuliskan kisah baru yang tak kusangka kan terjadi. Kuharap ini bukan tuk mengulang semuanya. Kuharap ini memang lembaran kisah baru yang telah kunanti. Beginilah kisahnya...

"Selamat malam teruntuk kamu yang mungkin telah terlelap dalam kantuknya. Apa kabar? Ah, rasanya sudah lama kita tak bersua meski kau tahu baru saja kita bertegur sapa. Malam ini begitu dingin, kau tahu? Cukupkah selimut yang kau kenakan menghangatkanmu? Atau kau sedang mengharapkan secangkir cokelat panas tuk temani malammu?

Aku disini sedang merangkai sebuah kisah dalam dunia khayal. Kisah kita. Ah, bukan kisah aku dan kamu -karena belum ada sisi yang terjalin antara kau dan aku, bukan?-. Disini sedang kutulis sebuah permulaan dimana hatiku mulai bergetar dengan iramanya yang rumit. Dengan melodi yang indah. Dengan nada yang sumbang. Tunggu, sumbang? Ya, karena belum dilengkapi dengan sempurna. Tak sempurna memang tanpa kehadiranmu.

Semakin lama aku semakin menjurus pada persoalannya, ya. Hehe. Maafkan bilamana terlalu agresif untuk memulainya. Hm, sudahilah semua omong kosong ini. Kau mungkin sudah habis kesabaran bila membacanya. Begini saja, bila kau tahu semua yang kutulis dalam lembaran permulaan kisah-aku-dan-kamu tolong jangan memaksaku untuk segera mengakhirinya karena aku hanya ingin kisah ini mengalir dengan lembut dan kau menjadi alasan happily-ever-after-nya kisah ini.

Aku, seorang remaja yang sedang beralih menjadi wanita, sudah beberapa kali terjerembab dalam lubang - ya sebutlah saja - cinta. Hatiku telah berkelana hingga jatuh bangunnya menimbulkan sedikit traumatis. Dan kini aku bertemu denganmu. Kembali, hatiku menimbulkan getaran yang asing. Yang mengharuskan jantungku memompa darah lebih cepat. Yang membuat tanganku mencari pegangan. Yang membuat napasku tersenggal tak beraturan. Getaran ini tak mungkin bila tak ada sumbernya. Ternyata, setelah kucari dimanakah asal sumbernya ternyata itu kamu. 

Sebenarnya jatuh hati itu tak rumit. Kau jatuh lalu kau bangun. Yang tercipta hanya dua pilihan, dibangunkan atau bangun sedniri. Faktanya, sejauh ini aku selalu bangun sendiri. Traumatis telah menggentayangi ku karena selalu jatuh pada pilihan kedua. Tapi, nampaknya kamu adalah pengecualian. Ada secercah harap dimana aku berharap kamu dengan tulusnya mengulurkan tangan tuk membantuku dan menemani ku menelusuri lika-liku kehidupan.

Kesimpulannya, aku telah jatuh padamu.

Jangan tanya kenapa karena aku tak tahu kenapa. Jangan tanya sejak kapan karena semua terjadi begitu saja.

Jadi, bagaimana? Kau ingin menghakimiku? Atau mengancamku? Maaf beribu maaf aku tak ingin mengakhiri semua ini. Kau tahu mengapa? Karena ada firasat yang menggelayuti pikiranku bahwa semua akan berakhir dengan indah bila kisah ini mengalir begitu saja. Karena sejujurnya, aku hanya ingin kau tahu dan membiarkannya terjadi begitu saja. Jadi, kumohon jangan salahkan aku apalagi perasaanku. Aku hanya terbawa arus takdir.

Tahukah kamu? Malam ini aku hanya ditemani monitor dan layar ketik. Membiarkan dingin menyusupi tulang belulang. Menusuki hingga kebas rasanya. Kantuk berhasil ku patahkan oleh jemari yang lincah berloncatan dari tombol yang satu ke tombol yang lain. Silau cahaya monitor tak melemahkan pandanganku. Semua itu karena.... hati ini sudah tak dapat menampung rasa dan harap. Karena, sejujurnya aku sedang mengharap kehadiranmu disini.

Kisah ini hanya sebuah permulaan yang kuharap kau mau menemani ku menulis lembaran selanjutnya. 

Selamat malam. "

...

Kutatap satu bintang di langit yang kelam. Kutitipkan salam padanya. Beri tahu padanya bahwa di bagian bumi ini ada yang sedang merindukannya.





CONVERSATION

1 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Back
to top